Opini,
Pemilu Legislatif 2014 - Golkar Belum Tertandingi di Sulsel
Admin DPD PARTAI GOLKAR BONE
Publikasi Jumat, 01 November 2013
Dominasi Partai Golkar di Sulawesi Selatan diprediksi masih berlanjut di
Pemilu 2014 mendatang. Institute Survei Indonesia (ISI) yang merilis
survei terbarunya, kemarin, menyatakan, Sulsel tetap masih menjadi basis
partai beringin.
Bahkan, dominasi itu merata di 24 kabupaten/ kota di Sulsel. ISI yang melakukan pengambilan data pada 15-25 Oktober 2013 dengan melibatkan 1.200 responden, menyebutkan, Golkar masih menungguli 11 partai lain yang menjadi kompetitornya. Golkar berada di angka yang meyakinkan, yakni 26,89%, atau unggul sekitar 20% dari dua partai yang berebut di posisi kedua, yakni Partai Demokrat dan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Demokrat 6,70%, dan NasDem 6,27%.
“Golkar sebagai salah satu partai yang paling berpengalaman mengelola politik lokal di Sulsel masih memiliki ruang untuk menambah dukungan hingga 30%, seperti yang diharapkan oleh aktor politik Golkar,” ujar Direktur ISI, Muliadi Saleh Muliadi, di Makassar, kemarin. Menurut dia, peluang Partai Golkar menambah dukungannya, sangat tergantung dengan kemasan yang dijalankan di enam bulan menjelang pemilihan. Diantaranya, harus berhasil mengelola serources politiknya di Sulsel.
“Kalau itu berhasil dikelola, saya meyakini Golkar masih berpeluang menambah dukungan,” tambah Muliadi, yang lembaga surveinya merupakan jaringan konsultan dan lembaga survei Institute for Social, Political, Economic Issue (ISPEI) yang dikendalikan Imam Mujahidin Fahmid. Partai lainnya tetap memiliki peluang untuk menambah suara di Sulsel, sepanjang figur, atau calon legislatif (caleg) yang dijual, termasuk kemasan kegiatannya mampu menarik simpati masyarakat.
“Intinya, di sisa waktu yang ada, masih ada kesempatan partai untuk saling berebut, setidaknya 40% suara yang mengambang di survei terbaru kami,” papar Muliadi. Selain Golkar, Demokrat, dan NasDem, enam partai lainnya, berebut untuk bisa menembus angka 5%, yakni Partai Gerindra 4,38%, Partai Amanat Nasional (PAN) 3,61%, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 3,44%, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,44%, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 3,26%, serta Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 2,84%.
Sementara tiga partai lainnya, di bawah 2%. Mereka adalah, Partai Bulan Bintang (PBB) 1,46%, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1,37%, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,43%. Sedangkan yang tidak menjawab, atau rahasia 35,91%. Manajer Strategi Pemenangan Jaringan Suara Indonesia (JSI), Irfan Jaya, juga tidak menampik kalau di beberapa survei yang dilakukan di kabupaten/ kota, posisi Golkar masih berada di posisi teratas, termasuk di Makassar. Khusus perebutan kursi di tingkat DPR RI, dari tiga dapil di Sulsel, hanya satu partai yang sejauh ini memungkinkan bisa mengamankan lebih dari satu kursi di setiap dapil, yakni Partai Golkar.
Dua Daerah Patut Diwaspadai
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sabri AR, menganggap, hasil survei yang menempatkan Golkar di posisi pertama, merupakan hal wajar. Mengingat Golkar memiliki pemilih tradisional di Sulsel dengan jumlah yang tergolong signifikan. Hanya, partai yang dikendalikan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Sulsel itu tidak bisa langsung jemawa untuk menyapu bersih kemenangan di 24 kabupaten/kota.
Alasannya, ada beberapa daerah, yang memungkinkan kekuatan Golkar diimbangi. Seperti di Sinjai, yang kepala daerahnya merupakan ketua DPC Partai Demokrat. Sehingga, bisa saja, Golkar takluk di daerah tersebut. Apalagi, pengalaman Pemilu 2009, hanya Sinjai saja yang tidak dimenangkan oleh Golkar, dan kalah jumlah perolehan kursi oleh Partai RepublikaN, yang saat itu dipimpin Andi Rudiyanto Asapa.
“Di Makassar juga, yang wali kota-nya adalah ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin patut diperhitungkan. Pasti dia berusaha semaksimal mungkin merebut kemenangan, sekaligus melengkapi pencapaiannya di pilkada yang bisa menaklukkan kandidat yang diusung koalisi Partai Golkar- PDIP,” kata Sabri. ●
Bahkan, dominasi itu merata di 24 kabupaten/ kota di Sulsel. ISI yang melakukan pengambilan data pada 15-25 Oktober 2013 dengan melibatkan 1.200 responden, menyebutkan, Golkar masih menungguli 11 partai lain yang menjadi kompetitornya. Golkar berada di angka yang meyakinkan, yakni 26,89%, atau unggul sekitar 20% dari dua partai yang berebut di posisi kedua, yakni Partai Demokrat dan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Demokrat 6,70%, dan NasDem 6,27%.
“Golkar sebagai salah satu partai yang paling berpengalaman mengelola politik lokal di Sulsel masih memiliki ruang untuk menambah dukungan hingga 30%, seperti yang diharapkan oleh aktor politik Golkar,” ujar Direktur ISI, Muliadi Saleh Muliadi, di Makassar, kemarin. Menurut dia, peluang Partai Golkar menambah dukungannya, sangat tergantung dengan kemasan yang dijalankan di enam bulan menjelang pemilihan. Diantaranya, harus berhasil mengelola serources politiknya di Sulsel.
“Kalau itu berhasil dikelola, saya meyakini Golkar masih berpeluang menambah dukungan,” tambah Muliadi, yang lembaga surveinya merupakan jaringan konsultan dan lembaga survei Institute for Social, Political, Economic Issue (ISPEI) yang dikendalikan Imam Mujahidin Fahmid. Partai lainnya tetap memiliki peluang untuk menambah suara di Sulsel, sepanjang figur, atau calon legislatif (caleg) yang dijual, termasuk kemasan kegiatannya mampu menarik simpati masyarakat.
“Intinya, di sisa waktu yang ada, masih ada kesempatan partai untuk saling berebut, setidaknya 40% suara yang mengambang di survei terbaru kami,” papar Muliadi. Selain Golkar, Demokrat, dan NasDem, enam partai lainnya, berebut untuk bisa menembus angka 5%, yakni Partai Gerindra 4,38%, Partai Amanat Nasional (PAN) 3,61%, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 3,44%, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,44%, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 3,26%, serta Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 2,84%.
Sementara tiga partai lainnya, di bawah 2%. Mereka adalah, Partai Bulan Bintang (PBB) 1,46%, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1,37%, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,43%. Sedangkan yang tidak menjawab, atau rahasia 35,91%. Manajer Strategi Pemenangan Jaringan Suara Indonesia (JSI), Irfan Jaya, juga tidak menampik kalau di beberapa survei yang dilakukan di kabupaten/ kota, posisi Golkar masih berada di posisi teratas, termasuk di Makassar. Khusus perebutan kursi di tingkat DPR RI, dari tiga dapil di Sulsel, hanya satu partai yang sejauh ini memungkinkan bisa mengamankan lebih dari satu kursi di setiap dapil, yakni Partai Golkar.
Dua Daerah Patut Diwaspadai
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sabri AR, menganggap, hasil survei yang menempatkan Golkar di posisi pertama, merupakan hal wajar. Mengingat Golkar memiliki pemilih tradisional di Sulsel dengan jumlah yang tergolong signifikan. Hanya, partai yang dikendalikan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Sulsel itu tidak bisa langsung jemawa untuk menyapu bersih kemenangan di 24 kabupaten/kota.
Alasannya, ada beberapa daerah, yang memungkinkan kekuatan Golkar diimbangi. Seperti di Sinjai, yang kepala daerahnya merupakan ketua DPC Partai Demokrat. Sehingga, bisa saja, Golkar takluk di daerah tersebut. Apalagi, pengalaman Pemilu 2009, hanya Sinjai saja yang tidak dimenangkan oleh Golkar, dan kalah jumlah perolehan kursi oleh Partai RepublikaN, yang saat itu dipimpin Andi Rudiyanto Asapa.
“Di Makassar juga, yang wali kota-nya adalah ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin patut diperhitungkan. Pasti dia berusaha semaksimal mungkin merebut kemenangan, sekaligus melengkapi pencapaiannya di pilkada yang bisa menaklukkan kandidat yang diusung koalisi Partai Golkar- PDIP,” kata Sabri. ●
(Koran Sindo)
0 komentar
Readers Comments